Pandemi, Kelaparan, dan ‘Elite Capture’

Maraknya kelaparan di negeri ini menunjukkan ketidakhadiran negara dalam kehidupan warganya. Negara seakan abai terhadap nasib warganya yang selalu terombang-ambing oleh kondisi sosial, politik, dan ekonomi. Dicanangkannya pembangunan infrastruktur, program pengentasan kemiskinan, penyediaan lapangan kerja, serta kebijakan pemerintah lainnya yang semestinya bisa meringankan beban rakyat ternyata kurang membawa dampak signifikan. Apa yang dihasilkan cenderung menyusut seiring berhenti sekaligus bergantinya kebijakan. Parahnya, kasus-kasus tertentu menunjukkan bahwa usaha pemerintah dalam mengangkat harkat dan martabat wong cilik justru terhambat oleh perilaku elite lokal. Di kawasan perdesaan, kue kesejahteraan seringkali hanya dinikmati kelas sosial tertentu, sehingga menghapus peluang orang desa lainnya untuk memperbaiki taraf hidup. Ini berarti, sebagian orang kehilangan kesempatan yang setara (equal oportunity) untuk meraih distribusi kekayaan.